APA ITU TEATER?
Teater adalah
ARTI TEATER
1. Secara etimologis : Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.
2. Dalam arti luas : Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
3. Dalam
arti sempit : Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan
laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik,
nyanyian, tarian, dsb.
AKTING YANG BAIK
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.
Dialog yang baik ialah dialog yang :
1. terdengar (volume baik)
2. jelas (artikulasi baik)
3. dimengerti (lafal benar)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Gerak yang balk ialah gerak yang :
1. terlihat (blocking baik)
2. jelas (tidak ragu‑ragu, meyakinkan)
3. dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)
4. menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)
Penjelasan :
· Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh
· Artikulasi
yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan
jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi
kata‑kata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.
· Lafal
yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa
yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus
diucapkan berani bukan ber‑ani.
· Menghayati
atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan
kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah
· Blocking
ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu
dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat
melihat pemain yang ditutupi.
Pemain
lebih baik terlihat sebagian besar bagian depan tubuh daripada terlihat
sebagian besar belakang tubuh. Hal ini dapat diatur dengan patokan
sebagai berikut :
· Kalau berdiri menghadap ke kanan, maka kaki kanan sebaiknya berada didepan.
· Kalau berdiri menghadap ke kiri, maka kaki kiri sebaiknya berada didepan.
Harus
diatur pula balance para pemain di panggung. Jangan sampai seluruh
pemain mengelompok di satu tempat. Dalam hal mengatur balance,
komposisinya:
· Bagian kanan lebih berat daripada kiri
· Bagian depan lebih berat daripada belakang
· Yang tinggi lebih berat daripada yang rendah
· Yang lebar lebih berat daripada yang sempit
· Yang terang lebih berat daripada yang gelap
· Menghadap lebih berat daripada yang membelakangi
Komposisi diatur tidak hanya bertujuan untuk enak dilihat tetapi juga untuk mewarnai sesuai adegan yang berlangsung
1.
Jelas, tidak ragu‑ragu, meyakinkan, mempunyai pengertian bahwa gerak
yang dilakukan jangan setengah‑setengah bahkan jangan sampai berlebihan.
Kalau ragu‑ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over
acting
2.
Dimengerti, berarti apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak
menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat
barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke
kiri, dsb.
3.
Menghayati berarti gerak‑gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus
sesuai tuntutan peran dalam naskah, termasuk pula bentuk dan usia.
Selanjutnya akan kita bahas secara rinci tentang dasar latihan teater.
MEDITASI dan KONSENTRASI
MEDITASI
Secara
umum meditasi artinya adalah menenangkan pikiran. Dalam teater dapat
diartikan sebagai suatu usaha untuk menenangkan dan mengosongkan pikiran
dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri.
Tujuan Meditasi :
1. Mengosongkan pikiran.
Kita
mencoba mengosongkan pikiran kita, dengan jalan membuang segala sesuatu
yang ada dalam pikiran kita, tentang berbagai masalah baik itu masalah
keluarga, sekolah, pribadi dan sebagainya. Kita singkirkan semua itu
dari otak kita agar pikiran kita bebas dari segala beban dan ikatan.
2. Meditasi sebagai jembatan.
Disini
alam latihan kita sebut sebagai alam “semu”, karena segala sesuatu yang
kita kerjakan dalam latihan adalah semu, tidak pernah kita kerjakan
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi setiap gerak kita akan berbeda dengan
kelakuan kita sehari-hari. Untuk itulah kita memerlukan suatu jembatan
yang akan membawa kita dari alam kehidupan kita sehari-hari ke alam
latihan.
Cara meditasi :
1. Posisi
tubuh tidak terikat, dalam arti tidak dipaksakan. Tetapi yang biasa
dilakukan adalah dengan duduk bersila, badan usahakan tegak. Cara ini
dimaksudkan untuk memberi bidang/ruangan pada rongga tubuh sebelah
dalam.
2. Atur
pernafasan dengan baik, hirup udara pelan-pelan dan keluarkan juga
dengan perlahan. Rasakan seluruh gerak peredaran udara yang masuk dan
keluar dalam tubuh kita.
3. Kosongkan
pikiran kita, kemudian rasakan suasana yang ada disekeliling kita
dengan segala perasaan. Kita akan merasakan suasana yang hening, tenang,
bisu, diam tak bergerak. Kita menyuruh syaraf kita untuk lelap,
kemudian kita siap untuk berkonsentrasi.
Catatan :
Pada
suatu saat mungkin kita kehilangan rangsangan untuk berlatih,
seolah-olah timbul kelesuan dalam setiap gerak dan ucapan. Hal ini
sering terjadi akibat diri terlalu lelah atau terlalu banyak pikiran.
Jika hal ini tidak diatasi dan kita paksakan untuk berlatih, maka akan
sia-sia belaka. Cara untuk mengatasi adalah dengan MEDITASI. Meditasi
juga perlu dilakukan bila kita akan bermain di panggung, agar kita dapat
mengkonsentrasikan diri kita dengan peran yang hendak kita bawakan.
KONSENTRASI
Konsentrasi
secara umum berarti “pemusatan”. Dalam teater kita mengartikannya
dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang
akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain,
sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.
Cara konsentrasi :
1. Kita
harus melakukan dahulu meditasi. Kita kosongkan dulu pikiran kita,
dengan cara-cara yang sudah ditentukan. Kita kerjakan sesempurna mungkin
agar pikiran kita benar-benar kosong dan siap berkonsentrasi.
2. Setelah
pikiran kita kosong, mulailah memasuki otak kita dengan satu unsur
pikiran. Rasakan bahwa saat ini sedang latihan, kita memasuki alam semu
yang tidak kita dapati dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memikirkan
yang lain, selain bahwa kita saat ini sedang latihan teater.
VOKAL dan PERNAFASAN
PERNAFASAN
Seorang
artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk
memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh
karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta
mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum,
baik dalam latihan ataupun dalam pementasan.
Ada empat macam pernapasan yang biasa dipergunakan :
Ø Pernafasan dada
Pada pernafasan dada kita menyerap udara kemudian kita masukkan ke rongga dada sehingga dada kita membusung.
Di
kalangan orang‑orang teater pernafasan dada biasanya tidak dipergunakan
karena disamping daya tampung atau kapasitas dada untuk Udara sangat
sedikit, juga dapat mengganggu gerak/acting kita, karena bahu menjadi
kaku.
Ø Pernafasan perut
Dinamakan pernafasan perut jika udara yang kita hisap kita masukkan ke dalam perut sehingga perut kita menggelembung,
Pernafasan
perut dipergunakan oleh sebagian dramawan, karena tidak banyak
mengganggu gerak dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dada.
Ø Pernafasan lengkap
Pada
pernafasan lengkap kita mempergunakan dada dan perut untuk menyimpan
udara, sehingga udara yang kita serap sangat banyak (maksimum).
Pernafasan
lengkap dipergunakan oleh sebagian artis panggung yang biasanya tidak
terlalu mengutamakan acting, tetapi mengutamakan vokal.
Ø Pernafasan diafragma
Pernafasan
diafragma ialah jika pada waktu kita mengambil udara, maka diafragma
kita mengembang. Hat ini dapat kita rasakan dengan mengembangnya perut,
pinggang, bahkan bagian belakang tubuh di sebelah atas pinggul kita juga
turut mengembang.
Menurut
perkembangan akhir‑akhir ini, banyak orang‑orang teater yang
mempergunakan pernapasan diafragma, karena tidak banyak mengganggu gerak
dan daya tampungnya lebih banyak dibandingkan dengan pernapasan perut.
Latihan‑latihan pemapasan :
· Pertama
kita menyerap udara sebanyak mungkin. Kemudian masukkan ke dalam dada,
kemudian turunkan ke perut, sampai di situ napas kita tahan. Dalam
keadaan demikian tubuh kita gerakkan turun sampai batas maksimurn bawah.
Setelah sampai di bawah, lalu naik lagi ke posisi semula, barulah napas
kita keluarkan kembali.
· Cara kedua adalah menarik napas dan mengeluarkannya kembali dengan cepat.
· Cara
berikutnya adalah menarik napas dalam‑dalam, kemudian keluarkan lewat
mulut dengan mendesis, menggumam, ataupun cara‑cara lain. Di sini kita
sudah mulai menyinggung vocal.
Catatan : Bila sudah menentukan pernapasan apa yang akan kita pakai, maka janganlah beralih ke bentuk pernapasan yang lain.
VOCAL
Untuk
menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar
vocal yang baik pula. “Baik” di sini diartikan sebagai :
· Dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang).
· Jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat),
· Tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan.
· Tidak monoton.
Untuk
mempunyai vocal yang baik ini, maka perlu dilakukan latihan‑latihan
vocal. Banyak cara, yang dilakukan untuk melatih vocal, antara lain :
· Tariklah nafas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menghentakan suara “wah…” dengan energi suara. Lakukan ini berulang kali.
· Tariklah nafas, lantas keluarkan lewat mulut sambil menggumam “mmm…mmm…” (suara keluar lewat hidung).
· Sama dengan latihan kedua, hanya keluarkan dengan suara mendesis,”ssss…….”
· Hirup udara banyak‑banyak, kemudian keluarkan vokal “aaaaa…….” sampai batas nafas yang terakhir. Nada suara jangan berubah.
· Sama dengan latihan di atas, hanya nada (tinggi rendah suara) diubah-ubah naik turun (dalam satu tarikan nafas)
· Keluarkan vokal “a…..a……” secara terputus-putus.
· Keluarkan suara vokal “a‑i‑u‑e‑o”, “ai‑ao‑au‑ae‑”, “oa‑oi‑oe‑ou”, “iao‑iau‑iae‑aie‑aio‑aiu‑oui‑oua‑uei‑uia‑……” dan sebagainya.
· Berteriaklah sekuat‑kuatnya sampai ke tingkat histeris.
· Bersuara,
berbicara, berteriak sambil berialan, jongkok, bergulung‑gulung,
berlari, berputar‑putar dan berbagai variasi lainnnya.
Catatan :
Apabila
suara kita menjadi serak karena latihan‑latihan tadi, janganlah takut.
Hal ini biasa terjadi apabila kita baru pertama kali melakukan. Sebabnya
adalah karena lendir‑lendir di tenggorokan terkikis, bila kita bersuara
keras. Tetapi bila kita sudah terbiasa, tenggorokan kita sudah agak
longgar dan selaput suara (larink) sudah menjadi elastis. Maka suara
yang serak tersebut akam menghilang dengan sendirinya. Dan ingat,
janganlah terlalu memaksa alat‑alat suara untuk bersuara keras, sebab
apabila dipaksakan akan dapat merusak alat‑alat suara kita. Berlatihlah
dalam batas-batas yang wajar.
Latihan
ini biasanya dilakukan di alam terbuka. misalnya di gunung, di tepi
sungai, di dekat air terjun dan sebagainya. Di sana kita mencoba
mengalahkan suara‑suara di sekitar kita, disamping untuk menghayati
karunia Tuhan.
ARTIKULASI
Yang
dimaksud dengan artikulasi pada teater adalah pengucapan kata melalui
mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga
pendengar/penonton dapat mengerti pada kata‑kata yang diucapkan.
Pada
pengertian artikulasi ini dapat ditemukan beberapa sebab yang
mongakibatkan terjadinya artikulasi yang kurang/tidak benar, yaitu :
Ø Cacat
artikulasi alam : cacat artikulasi ini dialami oleh orang yang
berbicara gagap atau orang yang sulit mengucapkan salah satu konsonon,
misalnya ‘r’, dan sebagainya.
Ø Artikulasi
jelek ini bukan disebabkan karena cacat artikulasi, melainkan terjadi
sewaktu‑waktu. Hal ini sering terjadi pada pengucapan naskah/dialog.
Misalnya:
o Kehormatan menjadi kormatan
o Menyambung menjadi mengambung, dan sebagainya.
Artikulasi jelek disebabkan karena belum terbiasa pada dialog, pengucapan terlalu cepat, gugup, dan sebagainya.
Ø Artikulasi
tak tentu : hal ini terjadi karena pengucapan kata/dialog terlalu
cepat, seolah‑olah kata demi kata berdempetan tanpa adanya jarak sama
sekali.
Untuk mendapatkan artikulasi yang baik maka kita harus melakukan latihan
· Mengucapkan
alfabet dengan benar, perhatikan bentuk mulut pada setiap pengucapan.
Ucapkan setiap huruf dengan nada‑nada tinggi, rendah, sengau, kecil,
besar, dsb. Juga ucapkanlah dengan berbisik.
· Variasikan dengan pengucapan lambat, cepat, naik, turun, dsb
· Membaca kalimat dengan berbagai variasi seperti di atas. Perhatikan juga bentuk mulut.
GETIKULASI
Getikulasi
adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata
atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi,
getikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang
berbeda.
Getikulasi
tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan
satu kalimat kadang‑kadang memiliki arti yang sama. Misalnya kata “Pergi
!!!!” dengan kalimat “Angkat kaki dari sini !!!”. Juga dalam drama bisa
saja terjadi sebuah dialog yang berbentuk “Lalu ?” , “Kenapa ?” atau
“Tidak !” dan sebagainya. Karena itu diperlukan suatu ketrampilan dalam
memenggal kata pada sebuah dialog.
Getikulasi
harus dilakukan sebab kata‑kata yang pertama dengan kata berikutnya
dalam sebuah dialog dapat memiliki maksud yang berbeda. Misalnya: “Tuan
kelewatan. Pergi!”. Antara “Tuan kelewatan” dan “Pergi” harus dilakukan
pemenggalan karena antara keduanya memiliki maksud yang berbeda.
Hal
ini dilakukan agar lebih lancar dalam memberikan tekanan pada kata.
Misalnya “Tuan kelewatan”……. (mendapat tekanan), “Pergi….” (mendapat
tekanan).
INTONASI
Seandainya
pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka
akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di
sini adalah tekanan‑tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau
dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu :
3. Tekanan Dinamik (keras‑lemah)
Ucapkanlah
dialog pada naskah dengan melakukan penekanan‑penekanan pada setiap
kata yang memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat “Saya membeli
pensil ini” Perhatikan bahwa setiap tekanan memiliki arti yang berbeda.
- SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
- Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
- Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
1. Tekanan.Nada (tinggi)
Cobalah
mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak
mengucapkan seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah
membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang naik turun dan
berubah‑ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan
tentang tinggi rendahnya suatu kata.
1. Tekanan Tempo
Tekanan
tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini
sering dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan.
Untuk latihannya cobalah membaca naskah dengan tempo yang berbeda‑beda.
Lambat atau cepat silih berganti.
WARNA SUARA
Hampir
setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia
sangat mempengaruhi warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan
berbeda warna suaranya dengan seorang anak muda. Seorang ibu akan
berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki‑laki
dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.
Jadi
jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain
harus memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus
memperhatikan juga warna suara. Sebagai latihan dapat dicoba
merubah‑rubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua,
pengemis, anak kecil, dsb.
Selain
mengenai dasar‑dasar vocal di atas, dalam sebuah dialog diperlukan juga
adanya suatu penghayatan. Mengenai penghayatan ini akan diterangkan
dalam bagian tersendiri. Untuk latihan cobalah membaca naskah berikut
ini dengan menggunakan dasar‑dasar vocal seperti di atas.
(Si Dul masuk tergopoh‑gopoh)
Dul
: Aduh Pak….e…..e…..itu, Pak…. Anu…. Pak….a….a….ada orang bawa koper,
pakaiannya bagus. Saya takut, Pak, mungkin dia orang kota, Pak.
Paiman : Goblog ! Kenapa Takut ? Kenapa tidak kau kumpulkan orang-orangmu untuk mengusirnya ?
Pak
Gondo : (kepada Paiman) Kau lebih-lebih Goblog ! Kau membohongi saya !
Kau tadi lapor apa ?! Sudah tidak ada orang kota yang masuk ke daerah
kita, hei ! (sambil mencengkeram Paiman).
Paiman : Sungguh, Pak, sudah lama tidak ada orang kota yang masuk.
Pak Gondo : (membentak sambil mendorong) Diam Kamu !
(kepada si Dul) Di mana dia sekarang ?
Dul : Di sana Pak, mengintip orang mandi di kali sambil motret.
GERAK
OLAH TUBUH
Sebelum
kita melangkah lebih jauh untuk mempelajari seluk beluk gerak, maka
terlebih dahulu kita harus mengenal tentang olah tubuh. Olah tubuh (bisa
juga dikatakan senam), sangat perlu dilakukan sebelum kita mengadakan
latihan atau pementasan. Dengan berolah tubuh kita akan, mendapat
keadaaan atau kondisi tubuh yang maksimal.
Selain
itu olah tubuh juga mempunyai tujuan melatih atau melemaskan otot‑otot
kita supaya elastis, lentur, luwes dan supaya tidak ada bagian‑bagian
tubuh kita yang kaku selama latihan-latihan nanti.
Pelaksanaan olah tubuh :
1. Pertama
sekali mari kita perhatikan dan rasakan dengan segenap panca indera
yana kita punyai, tentang segala rakhmat yang dianugerahkan kepada kita.
Dengan memakai rasa kita perhatikan seluruh tubuh kita, mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki, yang mana semuanya itu merupakan rakhmat
Tuhan yarig diberikan kepada kita.
2. Sekarang mari kita menggerakkan tubuh kita.
- Jatuhkan
kepala ke depan. Kemudian jatuhkan ke belakanq, ke kiri, ke kanan.
Ingat kepala/leher dalam keadaan lemas, seperti orang mengantuk.
- Putar
kepala pelan‑pelan dan rasakan lekukan‑lekukan di leher, mulai dari
muka. kemudian ke kiri, ke belakang dan ke kanan. Begitu seterusnya dan
lakukan berkali‑kali. Ingat, pelan‑pelan dan rasakan !
- Putar
bahu ke arah depan berkali‑kali, juga ke arah belakang. Pertama
satu-persatu terlebih dahulu, baru kemudian bahu kiri dan kanan diputar
serentak.
- Putar bahu kanan ke arah depan, sedangkan bahu kiri diputar ke arah belakang. Demikian pula sebaliknya.
- Rentangkan
tangan kemudian putar pergelangan tangan, putar batas siku, putar
tangan keseluruhan. Lakukan berkali‑kali, pertama tangan kanan dahulu,
kemudian tangan kiri, baru bersama‑sama.
- Putar pinggang ke kiri, depan, kanan, belakang. Juga sebaliknya.
- Ambil
posisi berdiri yang sempurna, lalu angkat kaki kanan dengan tumpuan
pada kaki kiri. Jaga jangan sampai jatuh. Kemudian putar pergelangan
kaki kanan, putar lutut kanan, putar seluruh kaki kanan. Kerjakan juga
pada kaki kiri sesuai dengan cara di atas.
- Sebagai pembuka dan penutup olah tubuh ini, lakukan iari‑lari di tempat dan meloncat‑loncat.
Macam‑Macam Gerak :
Setiap
orang memerlukan gerak dalam hidupnya. Banyak gerak yang dapat
dilakukan manusia. Dalam latihan dasar teater, kita juga harus mengenal
dengan baik bermacam‑macam gerak Latihan‑latihan mengenai gerak ini
harus diperhatikan secara khusus oleh seseorang yang berkecimpung dalam
bidang teater.
Pada dasarnya gerak dapat dibaqi menjadi dua, yaitu
1. Gerak teaterikal
Gerak
teaterikal adalah gerak yang dipakai dalam teater, yaitu gerak yang
lahir dari keinginan bergerak yang sesuai dengan apa yang dituntut dalam
naskah. Jadi gerak teaterikal hanya tercipta pada waktu memainkan
naskah drama.
2. Gerak non teaterikal
Gerak non teaterikal adalah gerak kita dalam kehidupan sehari‑hari.
Gerak
yang dipakai dalam teater (gerak teaterikal) ada bermacam‑macam, secara
garis besar dapat kita bagi menjadi dua, yaitu gerak halus dan gerak
kasar.
1. Gerak Halus
Gerak
halus adalah gerak pada raut muka kita atau perubahan mimik, atau yanq
lebih dikenal lagi dengan ekspresi. Gerak ini timbul karena pengaruh
dari dalam/emosi, misalnya marah, sedih, gembira, dsb.
1. Gerak Kasar
Gerak
kasar adalah gerak dari seluruh/sebagian anggota tubuh kita. Gerak ini
timbul karena adanya pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gerak
kasar masih dapat dibagi menjadi empat bagian. yaitu :
1.
1. Business,
adalah gerak‑gerak kecil yang kita lakukan tanpa penuh kesadaran Gerak
ini kita lakukan secara spontan, tanpa terpikirkan (refleks). Misalnya :
- sewaktu kita sedang mendengar alunan musik, secara tak sadar kita menggerak‑gerakkan tangan atau kaki mengikuti irama musik.
- sewaktu
kita sedang belajar/membaca, kaki kita digigit nyamuk. Secara refleks
tangan kita akan memukul kaki yang tergigit nyamuk tanpa kehilangan
konsentrasi kita pada belajar.
1.
1. Gestures,
adalah gerak‑gerak besar yang kita lakukan. Gerak ini adalah gerak yang
kita lakukan secara sadar. Gerak yang terjadi setelah mendapat perintah
dari diri/otak kita Untuk melakukan sesuatu, misalnya saja menulis,
mengambil gelas, jongkok, dsb.
2. Movement,
adalah gerak perpindahan tubuh dari tempat yang satu ke tempat yang
lain. Gerak ini tidak hanya terbatas pada berjalan saja, tetapi dapat
juga berupa berlari, bergulung‑gulung, melompat, dsb.
3. Guide,
adalah cara berjalan. Cara berjalan disini bisa bermacam-macam. Cara
berjalan orang tua akan berbeda dengan cara berjalan seorang anak kecil,
berbeda pula dengan cara berjalan orang yang sedang mabuk, dsb.
Setiap
gerakan yang kita lakukan harus mempunyai arti, motif dan dasar. Hal
ini harus benar-benar diperhatikan dan harus diyakini benar-benar oleh
seorang pemain apa maksud dan maknanya ia melakukan gerakan yang
demikian itu.
Dalam latihan gerak, kita mengenal latihan “gerak-gerak dasar”. Latihan mengenai gerak-gerak dasar ini kita bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
· Gerak
dasar bawah : posisinya dalam keadaan duduk bersila. Di sini kita hanya
boleh bergerak sebebasnya mulai dari tempat kita berpijak sampai pada
batas kepala kita.
· Gerak
dasar tengah : posisi kita saat ini dalam keadaan setengah berdiri. Di
sini kita diperbolehkan bergerak mulai dari bawah sampai diatas kepala.
· Gerak dasar atas : di sini kita boleh bergerak sebebas-bebasnya tanpa ada batas.
Dalam
melakukan gerak-gerak dasar diatas kita dituntut untuk berimprovisasi /
menciptakan gerak-gerak yang bebas, indah dan artistik.
Latihan-latihan gerak yang lain :
1. Latihan cermin.
dua
orang berdiri berhadap-hadapan satu sama lain. Salah seorang lalu
membuat gerakan dan yang lain menirukannya, persis seperti apa yang
dilakukan temannya, seolah-olah sedang berdiri didepan cermin. Latihan
ini dilakukan bergantian.
1. Latihan gerak dan tatap mata.
sama
dengan latihan cermin, hanya waktu berhadapan mata kedua orang tadi
saling tatap, seolah kedua pasang mata sudah saling mengerti apa yang
akan digerakkan nanti.
1. Latihan melenturkan tubuh.
seseorang
berdiri dalam keadaan lemas. Kemudian seorang lagi membantu mengangkat
tangan temannya. Setelah sampai atas dijatuhkan. Dapat juga sebelum
dijatuhkan lengan / tangan tersebut diputar-putar terlebih dahulu.
1. Latihan gerak bersama.
suatu
kelompok yang terdiri dari beberapa orang melakukan gerakan yang sama
seperti dilakukan oleh pemimpin kelompok tersebut, yang berdiri didepan
mereka.
1. Latihan gerak mengalir.
suatu
kelompok yang terdiri beberapa orang saling bergandengan tangan,
membentuk lingkaran. Kemudian salah seorang mulai melakukan gerakan (
menggerakkan tangan atau tubuh ) dan yang lain mengikuti gerakan tangan
orang yang menggandeng tangannya. Selama melakukan gerakan, tangan kita
jangan sampai terlepas dari tangan teman kita. Latihan ini dilakukan
dengan memejamkan mata dan konsentrasi, sehingga akan terbentuk gerakan
yang artistik.
GERAK DAN VOCAL
Setelah
kita berlatih tentang vocal dan gerak secara terpisah, maka sekarang
kita mencoba untuk memadukan antara vocal dan gerak. Banyak
bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan, antara lain mengucapkan
kalimat yang panjang sambil berlari-lari, melompat, jongkok,
bergulung-gulung, atau juga bisa dengan memutar-mutar kepala,
memutar-mutar tubuh, dan sebagainya.
Latihan
ini berguna sekali bagi kita pada waktu acting. Tujuannya adalah agar
vocal dan gerak kita selalu serasi, agar gerak kita tidak terlalu banyak
berpengaruh pada vocal.
PENGGUNAAN PANCA INDERA DALAM TEATER
Manusia
yang normal dikaruniai Tuhan dengan lima panca indera secara utuh.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan panca indera kita
tersebut, baik secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Dalam teater
kita juga harus menggunakan indera kita dengan baik agar dapat
memainkan suatu peran dengan baik pula.
Supaya
alat-alat indera kita dapat bekerja semaksimal mungkin, tentu saja
harus dilatih. Hal ini sangat perlu dalam teater untuk membantu kita
dalam membentuk ekspresi. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan,
antara lain :
1. Mata
Duduk
bersila sambil menatap suatu titik di dinding. Konsentrasi hanya pada
titik tersebut. Usahakan menatap titik tersebut tanpa berkedip, selama
mungkin.
1. Telinga
¨ Duduk
bersila, pejamkan mata. Sementara itu seseorang mengetuk-ngetuk sesuatu
pada beberapa macam benda, dimana setiap benda memiliki nada / suara
yang berlainan. Hitunglah berapa kali ketukan pada benda yang sudah
ditentukan.
¨ Duduklah
ditepi jalan yang ramai, sambil memejamkan mata. Cobalah untuk
mengenali suara apa saja yang masuk ke telinga, misalnya suara truk,
bis, sepeda motor, suara tawa seseorang diatas sepeda motor, suara
sepatu diatas trotoar,dsb.
1. Hidung
¨ Duduk
ditepi jalan sambil memejamkan mata, kemudian cobalah untuk mengenali
bau apa yang ada disekitar kita. Misalnya bau keringat orang yang lewat
didepan kita, bau parfum, asap knalpot, asap rokok, atau tanah yang baru
disiram hujan, dsb.
¨ Ciumlah tangan, kaki, pakaian, dan jika bisa seluruh tubuh kita, rasakan dan hayati benar-benar bagaimana baunya.
1. Kulit
¨ Rabalah
tangan, kaki, kepala dan seluruh tubuh kita, juga pakaian kita. Rasakan
dan kenalilah tubuh kita itu, cari perbedaan antara setiap tubuh.
¨ Rabalah
dinding, lantai, meja, atau benda-benda lain. Perhatikanlah bagaimana
rasanya, dingin atau panas. Juga sifatnya halus atau kasar dan coba juga
mengenali bentuknya. Lakukan latihan ini dengan mata terpejam.
1. Lidah
¨ Rabalah dengan lidah bagaimana bentuk mulut kita, bagaimana bentuk gigi, langit-langit, bibir, dsb.
¨
Rasakan dengan menjilat, bagaimana rasa dari sebuah kancing baju, sapu tangan, batang pensil, tangan yang berkeringat,dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar